Sabtu, 12 Februari 2011

CRANE SIGNAL / HAND SIGNAL



Dalam  bekerja, seorang operator tidak sendiri.  Diperlukan  seorang juru aba – aba (signalman) berpengalaman agar terjadi keselarasan  kerja antara. Untuk itu diperlukan aba –aba standard.  Kecelakaan fatal telah banyak terjadi karena salah pengertian,  dikarenakan aba-aba  yang tidak standard, sehingga terjadi salah persepsi.  Untuk itu dibuatlah satu standard khusus  yang sangat simple  agar tidak terjadi miskomunikasi di antara keduanya.

1.       Gerakan Boom
Gerakan boom ditandai dengan ibu jari.  Sedangkan arah gerakan boom hanya naik dengan turun.  Gerakan boom naik  ditandai oleh operator bila signalman  mengacungkan ibu jari ke arah atas. Sebaliknya bila ibu jari diarahkan ke bawah, artinya signalman tersebut menghendaki  agar operator menggerakkan boom turun.

2.       Hoisting / Lowering
Pada proses pengangkatan barang, hoisting atau lowering  ditandai de3ngan gerakan jari telunjut yang berputar. Apabila signalman menghendaki  agar barang  dinaikkan (hoisting), maka   jari telunjuk tersebut diarahkan ke atas.  Demikian sebaliknya untuk lowering, telunjuk diarahkan ke bawah sambil diputar – putar.

3.       Gerakan swing
Gerakan swing/ berayun ke  kiri atau ke kanan ditandai oleh  signalman yang membuka telapak tangannya namun jari jari saling rapat satu sama lain dengan  mengarahkan tangan ke arah kanan atau kiri ke tempat yang dikehendaki.

4.       Travelling
Adakalanya  posisi crane kurang pas dengan keinginan juru ikat/rigger. Untuk itu diperlukan gerakan berpindah/moving. Oleh seorang signalman  gerakan moving bisa berupa gerakan tangan yang statis maupun dinamis.  Untuk gerakan statis, seorang  signalman cukup mengangkat tangan setinggi dada. Arah gerakan crane didasarkan pada arah telapak tangan. Bila telapak tangan signalman   menghadap ke  arah crane berarti  signalman menghendaki agar crane bergerak mundur. Begitu pula sebaliknya.
Sementara gerakan dinamis diwujudkan dengan  gerakan tangan berputar. Bila gerakan mengarah ke badan signalman,  artinya crane harus beragerak mendekatinya, namun bila  arah putaran menjauh dari signalman, artinya crane harus bergerak menjauh, atau dengan kata laun crane harus mundur.

5.       Extending/Retracting
Aba – aba ini hanya berlaku pada tipe telescopic crane dan signalman mengepalkan empat jarinya setiap tangan. Apabila signalman  mengehendaki agar operator  memanjangkan boom (extending) arah ibu jari dari kedua tangan tersebut akan berlawanan(mengarah keluar).  Tentu saja  untuk retracting,  maka ibu jari harus mengarah ke dalam atgaiu saling berhadapan
Namun jenis aba-aba itu bisa pula dilakukan hanya dengan satu tangan apabila tangan lain  sedang memegang barang yang diangkat atau tali kendali. Extending boom ditandai dengan  mengarahkan ibu jari ke badan signalman sendiri, sedangkan retracting  apabila ibu jari diarahkan ke crane/operator.

6.       Gerakan Perlahan
Secara khusus gerakan perlahan ini baik hoisting maupun lowering ditandai dengan gerakan jari memutar yang dibatasi  dengan telapak tangan yang lain. 
7.       Gerakan Stop
Gerakan stop standard ditandai dengan mengayunkan tangan ke samping. Atau kadang-kadang juga dengan kepalan tangan  di acungkan ke atas. Satu hal yang perlu diketahui, untuk  gerakan  emergency stop boleh dilakukan siapa saja walaupun bukan seorang signalman yang ditunjuk.
8.       Gerakan lain
Ada  beberapa gerakan lain yang tidak saya tuliskan di sini. Namun  berdasarkan gambar di atas gerakan – gerakan itu bisa dipelajari  lebih lanjut secara mandiri.

Demikian sekilas tulisan ini.  Semoga bermanfaat bagi teman- teman.