Sudah jamaknya, pada setiap peralatan akan terjadi kerusakan. Demikian pula crane. Namun kerusakan – kerusakan itu dapat diminimalisasi. Untuk itu diperlukan perawatan khusus untuk memperpanjang umurnya.
Berbicara masalah crane, boom merupakan satu bagian yang sangat vital. Untuik itu diperlukan perawatan yang sangat teliti agar kesalahan tidak akan terulang, atau bahkan menghindar sebelum kerusakan itu terjadi. Beberapa kerusakan yang sering terjadi pada boom antara lain
1. Bengkok pada frame atau kisi (lattice)
2. Retak (crack)
3. Korosi / karat / aus
1. Bengkok.
Menurut pengalam yang penulis alami dan dari beberapa crane operator/ crane supervisor, bengkok pada boom disebabkan beberapa hal seperti tersentuh benda lain dengan keras, kesalahan pernyimpanan dan kesalahan dalam pengangkutan.
Apabila kerusakan sudah terjadi kita tidak dapat menghindar, namun kerusakan tersebut bisa dicegah dengan penanganan yang ekstra hati – hati. Penggunaan crane jangan terlalu dipaksakan. Bila memungkinkan, tempatkan crane jauh dari benda yang dapat tersenggol. Namun apalah daya bila ternyata lahan operasi kerja terlalu sempit dengan sudut swing terbatas seperti lifting over pipe rack, di antara coloumn atau susunan container bila berkerja di terminal container.
Pada saat penyimpanan bengkok bisa terjadi, pada umumnya bila landasan tidak rata. Namun yang paling banyak terjadi bengkok pada boom banyak terjadi pada saat pengangkutan / pemindahan. Mungkin karena tersodok forklift, terjatuh, ataupun karena pengikatan yang terlalu keras. Dalam beberapa kasus, bengkok karena beberapa hal di atas menjadi sangat serius.
2. Retak.
Selain karena faktor umur, keretakan boom paling banyak terjadi karena penggunaan pin yang tidak standard pada proses penyambungan sehingga menyebabkan getaran berlebihan ketika kita harus memukul pin yang ada. Pemasangan pin dengan diameter terlalu besar akan menyebabkan boom flange retak. Pada umumnya ukuran pin lebih kecil antara 25 hingga 300 mikron disbanding ukuran hole. Kemungkinan lain, ada benda asing menempel di dalam hole seperti kotoran yang mengakibatkan diameter hole mengecil.
Apabila crack terjadi pada sambunmgan antara kisi dengan frame, kemungkinan besar yang terjadi adalah proses welding di luar standard. System pengelasan kisi boom akan dibahas tersendiri.
3. Korosi / karat /aus
Walaupun ada perbedaan makna, di sini penulis tidak memisahkan antara korosi dan aus karena efeknya sama, yakni pengecilan diameter. Ada dua kemungkinan penyebab aus pada boom. Pertama karena pekerjaan, biasanya terjadi pada kisi bagian atas. Keausan terjadi karena pergesekan antara kisi dengan wire rope. Apalagi bila crane diopeasikan dengan sudut rendah.
Namun yan g sering terjadi, keausan karena karat berlebihan pada saat penyimpanan. Beberapa kali penulis menjumpai korosi dan karat disebabkan penyimpanan boom di tempat terbuka sehingga akan terpapar panas dan hujan secara simultan. Apalagi bila tempat penyimpana sangat dekat dengan laut. Partikel garam yang terbawa angin laut akan mempercepat terjadinya karat dan selanjutnya akan terjadi pengecilan diameter yang akan mengurangiu kemampuan angkatnya. Selain partikel garam, keasaman yang terlalu tinggi akan mempercepat korosi dan aus.
Satu hal lagi, kroosi akan cepat terjadi di daerah dengan “debu khusus” seperti Dewatering Plant Port Site PT Freeport Indonesia dan PT Newmont Nusza Tenggara (debu tembaga), Lokasi PT Inco di Soroako Sulawesi Selatan (debu nickel), Gunung Bayan, Adaro, Sangatta, Satui di Kalimantan (debu batu bara) atau Tanjung Balai Karimun (debu granit).
Di beberapa tempat tersebut diperlukan perlakuan khusus dengan pembersihan secara berkala agar tidak terlalu banyak debu menempel di boom dan akan mempercepat korosi.
Terakhir, hal yang perlu diketahui pula, sering terjadi bagian yang telah terkelupas catnya hanya ditutup dengan cat seadanya tanpa dibersihkan, apalagi pengolesanm anti karat yang baru. Hal demikian sangat membahayakan karena karat akan terjadi tanpa terlkihat dan akan menggerogoti bagian boom dari dalam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar